ASKEP Jiwa Pada Pasien Dengan Harga Diri Rendah

Posted by Unknown Minggu, 15 September 2013 0 komentar
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Manusia adalah merupakan makhluk sosial dari zaman dahulu. Di dunia telah terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa pada waktu tertentu manusia sudah mengenal dan berusaha mengobati gangguan jiwa.

Pada zaman modern ini ternyata pengobatan dengan model keagamaan masih ada dinegara kita dan dinegara berkembang lainnya. Secara garis besar sejarah perkembangan keperawatan kesehatan mental, psikiatri diluar negeri sekarang dapat dikelompokkan kedalam priodisasi yaitu perawat sebagai profesi dalam keperawatan, sebagai elemen inti dari semua praktek keperawatan. (Widodo, 2005)

Program kesehatan jiwa di Indonesia bermula dari program pelayanan asien gangguan jiwa berat (psikosis) didalam RSJ yang boleh dikaji hanya berupa pelayanan kuratif dengan perawat inap saja yang masih “Costudial” bersifat tertutup dan isolative. Hal ini disebabkan karena pelayanan kuratif dengan perawat inap saja yang masih terbatas karena obat psikotropika belum ada, psikoterapi pun belum ada, sedangkan waktu terapi belum dapat dikasihkan sebagai okupasi terapi  atau kegiatan yang bertujuan rehabilitasi, karena biasanya tinggal di RS Jiwa sampai meninggal. (Widodo, 2005)

Menurut Harwati (2008) skizofrenia merupakan penyakit otak yang sanggup merusak dan menganjurkan emosi, selain karena faktor genetic penyakit ini juga bisa muncul akibat tekanan darah tinggi. Gangguan menjadi masalah serius diseluruh dunia. WHO taun 2007, menyatakan paling tidak 1 dari 4 orang atau sekitar 450 juta orang terganggu jiwanya. Di Indonesia berdasarkan survey kesehatan RT, pada setiap 1000 anggota RT terdapat 185 orang mengalami gangguan terkait masalah kejiwaan. Menurut (Halwan, 2007) bahwa jumlah penderita skizofrenia di Indonesia adalah 3,5 per 1000. Penduduk mayoritas penderita berada di kom besar. Ini terkait dengan tingginya stress yang muncul didaerah perkotaan.

Seiring dengan peradaban masalah manusia masalah kehidupan semakin komplen pula. Masalah tersebut bisa berasal sendiri, maupun dari faktor lain yakni gangguan pada fisik maupun mental akibat kemunculan masalah tersebut. Gangguan fisik mungkin sudah umum terjadi dengan sarana penunjangnya juga telah banyak tersedia diberbagai tempat, sedangkan gangguan mental lebih sering dianggap tidak perlu dirawat dipelayanan kesehatan dengan alasan keterbatasan pengetahuan dan prasarana. (STUART dan Kemla, 2001)

Dari data yang diperoleh dari Ruang Melati RSJ Prof. HB Saanin pada tahun 2012 pada enam bulan terakhir didapatkan jumlah pasien yang dirawat semua sebanyak 336 orang dan 44 orang diantaranya dengan diagnose keperawatan HDR (Harga Diri Rendah).

B.    TUJUAN
1.    Tujuan Umum
Kelompok mampu memberikan asuhan keperawatan jiwa pada pasien yang mengalami Harga Diri Rendah.

2.    Tujuan Khusus
a.    Mampu memahami konsep dari Harga Diri Rendah.
b.    Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Harga Diri Rendah.
c.    Mampu menegakkan diagnose keperawatan pada klien dengan Harga DIri Rendah.
d.    Mampu menyusun intervensi keperawatan yang sesuai dengan masalah yang diprioritaskan pada klien dengan Harga Diri Rendah.
e.    Mampu melaksanakan implementasi keperawatan sesuai dengan intervensi keperawatan yang dibuat pada klien dengan Harga Diri Rendah.
f.    Mampu melakukan evaluasi terhadap implementasi keperawatan yang diberikan pada klien dengan Harga Diri Rendah.
g.    Mampu melakukan pendokumentasian keperawatan pada klien dengan Harga Diri Rendah.

C.    MANFAAT PENULISAN
1.    Mahasiswa
Menambah pengetahuan mahasiswa tentang konsep dan asuhan keperawatan pada pasien Harga Diri Rendah.

2.    Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan bagi RSJ dalam memberikan asuhan keperawatan.

3.    Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa yang menginginkan pengetahuan tentang konsep HDR & Asuhan Keperawatannya.

4.    Klien & Keluarga
Menambah pengetahuan klien & keluarga dalam merawat keluarga/klien dengan Harga Diri Rendah.



BAB II
TINJAUAN TEORI
A.    PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah
a.    menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga da tidak dapat bertanggung jawab pada kehidupannya sendiri
b.    perassan tidak berharga, tidak berarti dan rendanh diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemammpuan diri.
c.    Penilain individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesaui dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri atau cita-cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia. (Kelliat, Budi. A, 1998)

Selengkapnya download Disini
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: ASKEP Jiwa Pada Pasien Dengan Harga Diri Rendah
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://doxarticle.blogspot.com/2013/09/asuhan-keperawatan-jiwa-pada-pasien.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

close

Translate

Followers

Facebook Badge


Blog Stats