Makalah Sindrom Cushing

Posted by Unknown Kamis, 18 Juli 2013 0 komentar



SINDROM  CUSHING
BAB I
Pendahuluan

1.      Definisi
Sindrom Cushing adalah keadaan yang disebabkan oleh hiperadrenokortikisme, lebih sering ditemukan pada perempuan, akibat adanya neoplasma di korteks adrenal/hipofisis anterior, atau akibat asupan glukokortikoid jangka panjang untuk kepentingan teraupetik (Dorland).

2.      Etiologi
a.       Aktivitas korteks adrenal yang berlebihan
b.      Pemberian kortikosteroid/ACTH yang berlebih
c.       Hiperplasia korteks adrenal.

3.      Manisfestasi Klinis
a.       Pada Oftalmik
·         Katarak
·         Glaukoma
b.      Pada Kardiovaskuler
·         Hipertensi
·         Gagal jantung kongestif
c.       Pada Endokrin
·         Obesitas trunkur
·         Moon face
·         Buffalo hump
·         Retensi natrium
·         Hipokalemia
·         Ketidakteraturan siklus haid
·         Impotensi
·         Keseimbangan nitrogen yang negatif
·         Perubahan metabolism kalsium
·         Supresi adrenal
d.      Pada Fungsi Imun
·         Penurunan respon inflamasi
·         Gangguan kesembuhan luka
·         Peningkatan kerentanan terhadap infeksi
e.       Pada Skeletal
·         Osteoporosis
·         Fraktur spontan
·         Nekrosis afektif femur
·         Fraktur kompresi vertebra
f.       Pada Gastrointestinal
·         Ulkus peptikum
·         Pangkreatitis
g.      Pada Muskuler
·         Miopati
·         Kelemahan otot
h.      Pada Dermatologik
·         Penipisan kulit
·         Petekle
·         Ekimosis
·         Strie
·         Jerawat
i.        Psikiatrik
·         Perubahan emosi
·         Psikosis

4.      Patofisologi
Sindrom cushing dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme, yang mencakup tumor kelenjar hipofisis yang menghasilkan ACTH dan  menstimulasi korteks adrenal untuk meningkatkan sekresi hormonnya meskipun hormon tesebut tersebut telah diproduksi dengan jumlah yang adekuat. Hiperplasia primer kelenjar adrenal dalam keadaan tanpa adanya tumor hipofisis jarang terjadi. Pemberian kortikosteroid atau ACTH dapat pula menimbulkan sindrom Cushing. Penyebab lain sindrom Cushing yang jarang dijumpai adalah produksi ektopik ACTH oleh malignitas; karsinoma bronkogenik merupakan tipe malignitas ng paling sering ditemukan. Tanpa tergantung dari penyebabnya, mekanisme umpan balik normal untuk mengendalikan fungsi korteks adrenal menjadi tidak efektif dan pola sekresi diurnal kortisol yang normal akan menghilang. Tanda dan gejala sindrom Cushing terutama terjadi sebagai akibat dari sekresi glukokortikoid dan androgen (hormon seks) yang berlebihan, meskipun sekresi mineralokortikoid juga dapat terpengaruh.




5.      Penatalaksanaan
Karena lebih banyak sindrom Cushing yang disebabkan oleh tumor hipofisis dibanding tumor adrenal, maka penanganannya sering ditujukan kepada kelenjar hipofisis.
a.       Hipofisektomi transfenoidalis, operasi pengangkatan tumor.
b.      Radiasi kelenjar hipofisis, membutuhkan waktu beberapa bulan untuk mengendalikan gejala.
c.       Adrenalektomi, terapi pilihan bagi pasien dengan hipertropi adrenal primer.
d.      Preparat penyekat enzim adrenal (yaitu, metyrapon, aminoglutethimide, mitotane, ketokonazol) untuk mengurangi hiperadrenalisme jika disebabkan sekresi ektopik ACTH.

6.      Pemeriksaan Penunjang
a.       Uji supresi deksametason
Mungkin diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis penyebab sindrom Cushing tersebut apakah hipofisis atau adrenal.

b.      Pengambilan sampel darah
Untuk menentukan adanya variasi diurnal yang normal pada kadar kortisol, plasma.

c.       Pengumpulan urin 24 jam
Untuk memeriksa kadar 17-hiroksikokorsteroid serta 17-ketostoroid yang merupakan metabolik kortisol  dan androgen dalam urin.

d.      Stimulasi CRF
Untuk membedakan tumor hipofisis dengan tempat-tempat tropi.

e.       Pemeriksaan radioimmunoassay
Mengendalikan penyebab sindrom Cushing.

f.       Pemindai CT, USG atau MRI
Untuk menentukan lokasi jaringan adrenal dan mendeteksi tumor pada kelenjar adrenal.




BAB II
Asuhan Keperawatan

1.      Pengkajian
Riwayat kesehatan dan pemeriksaan jasmani harus berfokus pada efek yang ditimbulkan oleh konsentrasi hormon korteks adrenal yang tinggi terhadap tubuh dan ketidakmampuan korteks adrenal untuk bereaksi terhadap perubahan kadar kortisol serta aldosteron. Riwayat penyakit mencakup informasi tingkat aktivitas pasien dan kemampuannya untuk melaksanakan kegiatan rutin serta perawatan mandiri. Kondisi kulit pasien harus diperiksa dan dikaji untuk menemukan trauma, infeksi, fisura, memar serta edema. Perubahan pada penampakan fisik harus dicatat, dan respons pasien terhadap semua perubahan ini diperhatikan. Selama melakukan anamnesis dan pemeriksaan, perawat mengkaji fungsi mental pasien yang mencakup keadaan emosi, respons terhadap pertanyaan, kesadaran akan lingkungan dan tingkat depresi. Keluarga pasien seringkali merupakan sumber informasi yang baik untuk menjelaskan perubahan penampilan fisik dan status emosional pasien yang terjadi secara perlahan-lahan atau yang tidak jelas.

2.      Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pada semua data pengkajian, diagnosis keperawatan utama sindrom Cushing mencakup yang berikut:
a.       Risiko cedera dan infeksi b/d kelemahan dan perubahan metabolism protein serta respons inflamasi.
b.      Kurang perawatan diri: kelemahan, perasaan mudah lelah, atrofi otot dan perubahan pola tidur.
c.       Gangguan integritas kulit b/d edema, gangguan kesembuhan dan kulit yang tipis serta rapuh.
d.      Gangguan citra tubuh b/d perubahan penampilan fisik, gangguan fungsi seksual dan penurunan tingkat aktivitas.
e.       Gangguan proses berpikir b/d fluktuasi emosi, iritabilitas dan depresi.







3.      Intervensi Keperawatan

Intervensi
Rasional
Menurunkan risiko cedera dan infeksi
Lingkungan yang aman harus diciptakan untuk mencegah kecelakaan seperti terjatuh, fraktur dan berbagai cedera lain pada tulang serta jaringan lunak. Pasien yang sangat lemah mungkin memerlukan bantuan dalam mobilisasi untuk mencegah jatuh atau terbentur pada tepi perabot yang tajam.

Pertemuan dengan pengunjung , staf atau pasien yang menderita infeksi harus dihindari. Penilaian kondisi pasien harus sering dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi yang tidak jelas karena efek anti-inflamasi dari kortikosteroid.
Persiapan praoperatif
Pasien disiapkan untuk menjalani adrenalektomi. Pantau kadar glukosa darah serta pemeriksanaan darah dalam feses, serta intervensi yang tepat.
Menganjurkan istirahat dan aktivitas
Kelemahan, perasaan mudah lelah dan pelisutan otot akan menyulitkan penderita sindrom Cushing dalam melaksanakan aktivitas yang normal. Aktivitas yang ringan harus dianjurkan untuk mencegah komplikasi akibat imobilitas dan meningkatkan rasa percaya diri.

Insomnia sering turut menimbulkan rasa mudah lelah yang dikeluhkan pasien. Waktu istirahat perlu direncanakan dan diatur intervalnya sepanjang hari. Lingkungan yang tenang dan relaks untuk istirahat dan tidur harus diupayakan.
Meningkatkan perawatan kulit
Perawatan kulit yang cermat diperlukan untuk menghindari trauma pada kulit pasien yang rapuh. Penggunaan plester perlu dihindari karena dapat menimbulka iritasi kulit dan luka pada kulit yang rapuh ketika plester itu dilepas. Daerah tonjolan tulang dan kulitnya harus sering diperiksa, dan pasien dianjurkan serta dibantu untuk sering mengubah posisi sehingga kerusakan kulit dapat dicegah.
Memperbaiki citra tubuh
Kenaikan berat badan dan edema yang terlihat pada sindrom Cushing dapat dimodifikasi melalui diet rendah karbohidrat rendah natrium. Asupan protein yang tinggi dapat mengurangi sebagian gejala lain yang mengganggu.
Memperbaiki proses berpikir
Penjelasan kepada pasien dan anggota keluarga mengenai penyebab ketidakstabilan emosional amat penting dalam membantu mereka untuk mengatasi fluktuasi emosi, iritabilitas serta depresi yang terjadi. Perilaku psikotik dapat dijumpai pada beberapa pasien dan harus dilaporkan. Pasien dan anggota keluarga perlu didorong untuk mengungkapkan perasaannya.



Daftar Pustaka
Smeltzer C.Suzanne & Brenda G.Bare. Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah Brunner dan Suddarth. Edisi 8. Jakarta, 2002: EGC
Dorland. Buku Saku Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC

Download file dengan format ms.word download here
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Makalah Sindrom Cushing
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://doxarticle.blogspot.com/2013/07/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

close

Translate

Followers

Facebook Badge


Blog Stats